Tuesday, January 29, 2013

menggapai bintang

hari ini begitu cerah.. seperti langit-langitku... berharap semua bertahan dalam semangat berjuang menggapai bintang .... meski jauh nan jauh disana ..... lelahku takkan terasa menuju padanya...

Friday, November 5, 2010

yang luar biasa itu CINTA

BAGAIMANA ANDA MAMPU KUAT BEKERJA
Bagaimana seseorang tahan berjam-jam bekerja seolah tak mengenal lelah ? apa pula rahasia pekerja ring lepas pantai yang meninggalkan anak istri bertarung dengan angin dan badai ? bagaimana juga dengan para petani, nelayan, kuli, sopir angkutan pekerja berat yang tahan membanting tulang ditengah terik panas atu dingin malam? Kekuatan apa yang mendorong mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh secara mental ? sedangkan disudut sempit yang lain banyak orang mengeluh karena persoalan yang tak lebih besar dari ujung kuku.
Kekuatan itu berupa cinta. Cinta yang melahirkan harapan dan pengabdian bagi kepada siapakah mereka mempersembahakan hasil kerja mereka. kepada alam yang mengsuh mereka kepada masa depan kehidupan yang sejahtera atau kepada hati tempat cinta itu mengalir.
Bila anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang waktu kerja anda beberapa jam saja, maka kenanglah punggung bungkuk seorang kakek yang menarik sampah kota ini. Beliau memiliki sesuatu yang ia cintai yang kepadanya ia ulurkan kerja. Kepada beliau kita belajar tentang pengabdian atas nama cinta.

belajar menghargai hidup dengan bercermin

Hidup itu seperti rangkaian sirkulasi yang selalu berputar mengelilingi diri
Terkadang seseorang bisa saja menjadi terbawah ketika roda bumi berputar ke bawah
Sebagian yang lain bisa saja sedang menanjak terus naik tanpa terlihat puncak
Sebagian lagi mungkin saja tetap di tengah dan tidak bergerak sendiri
Di situasi apapun kita berada, kita mungkin akan dihadapkan dengan sebuah pertanyaan bagaimana menghargai dan menjalani hidup ini?

Ketika pertanyaan ini bergulir mungkin kita akan sejenak diajak ke dalam alam pikir kita tentang apa saja yang sudah dilakukan untuk menghargai hidup kita sendiri.
Ukuran apakah yang bisa membuat kita bisa terlihat menghargai hidup kita sendiri.

menghargai hidup itu ukurannya adalah bercermin, refleksi dan evaluasi diri sendiri
Psikologi dalam bercermin biasanya akan memacu kita untuk menjadi yang terbaik
Lihatlah bagaimana ketika para orang tua sibuk mengatur dan menngharapkan anaknya lebih baik dan cantik.
Di depan cermin kita selalu ingin tampak baik dan mempesona, bila ada cela sedikit kita akan segera memperbaikinya, bukan begitu?

Maka bila mau jujur pada diri sendiri, menghargai diri itu semudah bercermin
Lihatlah kekurangan dalam diri dan belajar memperbaiki diri dari hari ke hari
Tak perlu takut mengakui kesalahan pada diri sendiri
Toh hanya Sang Khalik dan diri kita saja yang tahu kesalahan-kesalahan diri kita kan?

Selama kita memiliki kesadaran yang tinggi untuk terus memperbaiki diri sendiri
Maka selama itulah kita bisa menghargai diri kita sendiri.
Tetaplah belajar menghargai hidup dan selalu berusaha memperbaikinya, dari apa yang telah kita temui dari apa yang telah kita lakukan dan dari apa yang pernah kita dapatkan

Wednesday, September 29, 2010

Pelajaran Hidup ( Kisah Cinta Sejati)

Alkisah, seorang kepala suku Bani Umar di Jazirah Arab memiIiki segala macam yang diinginkan orang, kecuali satu hal bahwa ia tak punya seorang anakpun. Tabib-tabib di desa itu menganjurkan berbagai macam ramuan dan obat, tetapi tidak berhasil. Ketika semua usaha tampak tak berhasil, istrinya menyarankan agar mereka berdua bersujud di hadapan Tuhan dan dengan tulus memohon kepada Allah swt memberikan anugerah kepada mereka berdua. “Mengapa tidak?” jawab sang kepala suku. “Kita telah mencoba berbagai macam cara. Mari, kita coba sekali lagi, tak ada ruginya.”
Mereka pun bersujud kepada Tuhan, sambil berurai air mata dari relung hati mereka yang terluka. “Wahai Segala Kekasih, jangan biarkan pohon kami tak berbuah. Izinkan kami merasakan manisnya menimang anak dalam pelukan kami. Anugerahkan kepada kami tanggung jawab untuk membesarkan seorang manusia yang baik. Berikan kesempatan kepada kami untuk membuat-Mu bangga akan anak kami.”
Tak lama kemudian, doa mereka dikabulkan, dan Tuhan menganugerahi mereka seorang anak laki-laki yang diberi nama Qais. Sang ayah sangat berbahagia, sebab Qais dicintai oleh semua orang. Ia tampan, bermata besar, dan berambut hitam, yang menjadi pusat perhatian dan kekaguman. Sejak awal, Qais telahmemperlihatkan kecerdasan dan kemampuan fisik istimewa. Ia punya bakat luar biasa dalam mempelajari seni berperang dan memainkan musik, menggubah syair dan melukis.
Ketika sudah cukup umur untuk masuk sekolah, ayahnya memutuskan membangun sebuah sekolah yang indah dengan guru-guru terbaik di Arab yang mengajar di sana , dan hanya beberapa anak saja yang belajar di situ. Anak-anak lelaki dan perempuan dan keluarga terpandang di seluruh jazirah Arab belajar di sekolah baru ini.
Di antara mereka ada seorang anak perempuan dari kepala suku tetangga. Seorang gadis bermata indah, yang memiliki kecantikan luar biasa. Rambut dan matanya sehitam malam; karena alasan inilah mereka menyebutnya Laila-”Sang Malam”. Meski ia baru berusia dua belas tahun, sudah banyak pria melamarnya untuk dinikahi, sebab-sebagaimana lazimnya kebiasaan di zaman itu, gadis-gadis sering dilamar pada usia yang masih sangat muda, yakni sembilan tahun.
Laila dan Qais adalah teman sekelas. Sejak hari pertama masuk sekolah, mereka sudah saling tertarik satu sama lain. Seiring dengan berlalunya waktu, percikan ketertarikan ini makin lama menjadi api cinta yang membara. Bagi mereka berdua, sekolah bukan lagi tempat belajar. Kini, sekolah menjadi tempat mereka saling bertemu. Ketika guru sedang mengajar, mereka saling berpandangan. Ketika tiba
waktunya menulis pelajaran, mereka justru saling menulis namanya di atas kertas. Bagi mereka berdua, tak ada teman atau kesenangan lainnya. Dunia kini hanyalah milik Qais dan Laila.
Mereka buta dan tuli pada yang lainnya. Sedikit demi sedikit, orang-orang mulai mengetahui cinta mereka, dan gunjingan-gunjingan pun mulai terdengar. Di zaman itu, tidaklah pantas seorang gadis dikenal sebagai sasaran cinta seseorang dan sudah pasti mereka tidak akan menanggapinya. Ketika orang-tua Laila mendengar bisik-bisik tentang anak gadis mereka, mereka pun melarangnya pergi ke sekolah. Mereka tak sanggup lagi menahan beban malu pada masyarakat sekitar.
Ketika Laila tidak ada di ruang kelas, Qais menjadi sangat gelisah sehingga ia meninggalkan sekolah dan menyelusuri jalan-jalan untuk mencari kekasihnya dengan memanggil-manggil namanya. Ia menggubah syair untuknya dan membacakannya di jalan-jalan. Ia hanya berbicara tentang Laila dan tidak juga menjawab pertanyaan orang-orang kecuali bila mereka bertanya tentang Laila. Orang-orang pun tertawa dan berkata, ” Lihatlah Qais , ia sekarang telah menjadi seorang majnun, gila!”
Akhirnya, Qais dikenal dengan nama ini, yakni “Majnun”. Melihat orang-orang dan mendengarkan mereka berbicara membuat Majnun tidak tahan. Ia hanya ingin melihat dan berjumpa dengan Laila kekasihnya. Ia tahu bahwa Laila telah dipingit oleh orang tuanya di rumah, yang dengan bijaksana menyadari bahwa jika Laila dibiarkan bebas bepergian, ia pasti akan menjumpai Majnun. Majnun menemukan sebuah tempat di puncak bukit dekat desa Laila dan membangun sebuah gubuk untuk dirinya yang menghadap rumah Laila. Sepanjang hari Majnun
duduk-duduk di depan gubuknya, disamping sungai kecil berkelok yang mengalir ke bawah menuju desa itu. Ia berbicara kepada air, menghanyutkan dedaunan bunga liar, dan Majnun merasa yakin bahwa sungai itu akan menyampaikan pesan cintanya kepada Laila. Ia menyapa burung-burung dan meminta mereka untuk terbang kepada Laila serta memberitahunya bahwa ia dekat.
Ia menghirup angin dari barat yang melewati desa Laila. Jika kebetulan ada seekor anjing tersesat yang berasal dari desa Laila, ia pun memberinya makan dan merawatnya, mencintainya seolah-olah anjing suci, menghormatinya dan menjaganya sampai tiba saatnya anjing itu pergi jika memang mau demikian. Segala sesuatu yang berasal dari tempat kekasihnya dikasihi dan disayangi sama seperti kekasihnya sendiri.
Bulan demi bulan berlalu dan Majnun tidak menemukan jejak Laila. Kerinduannya kepada Laila demikian besar sehingga ia merasa tidak bisa hidup sehari pun tanpa melihatnya kembali. Terkadang sahabat-sahabatnya di sekolah dulu datang mengunjunginya, tetapi ia berbicara kepada mereka hanya tentang Laila, tentang betapa ia sangat kehilangan dirinya.
Suatu hari, tiga anak laki-laki, sahabatnya yang datang mengunjunginya demikian terharu oleh penderitaan dan kepedihan Majnun sehingga mereka bertekad embantunya untuk berjumpa kembali dengan Laila. Rencana mereka sangat cerdik. Esoknya, mereka dan Majnun mendekati rumah Laila dengan menyamar sebagai wanita. Dengan mudah mereka melewati wanita-wanita pembantu dirumah Laila dan berhasil masuk ke pintu kamarnya.
Majnun masuk ke kamar, sementara yang lain berada di luar berjaga-jaga. Sejak ia berhenti masuk sekolah, Laila tidak melakukan apapun kecuali memikirkan Qais. Yang cukup mengherankan, setiap kali ia mendengar burung-burung berkicau dari jendela atau angin berhembus semilir, ia memejamkan.matanya sembari membayangkan bahwa ia mendengar suara Qais didalamnya. Ia akan mengambil dedaunan dan bunga yang dibawa oleh angin atau sungai dan tahu bahwa semuanya itu berasal dari Qais. Hanya saja, ia tak pernah berbicara kepada siapa pun, bahkan juga kepada sahabat-sahabat terbaiknya, tentang cintanya.
Pada hari ketika Majnun masuk ke kamar Laila, ia merasakan kehadiran dan kedatangannya. Ia mengenakan pakaian sutra yang sangat bagus dan indah. Rambutnya dibiarkan lepas tergerai dan disisir dengan rapi di sekitar bahunya. Matanya diberi celak hitam, sebagaimana kebiasaan wanita Arab, dengan bedak hitam yang disebut surmeh. Bibirnya diberi lipstick merah, dan pipinya yang kemerah-merahan tampak menyala serta menampakkan kegembiraannya. Ia duduk di depan pintu dan menunggu.
Ketika Majnun masuk, Laila tetap duduk. Sekalipun sudah diberitahu bahwa Majnun akan datang, ia tidak percaya bahwa pertemuan itu benar-benar terjadi.
Majnun berdiri di pintu selama beberapa menit, memandangi, sepuas-puasnya wajah
Laila. Akhirnya, mereka bersama lagi! Tak terdengar sepatah kata pun, kecuali
detak jantung kedua orang yang dimabuk cinta ini. Mereka saling berpandangan dan
lupa waktu.
Salah seorang wanita pembantu di rumah itu melihat sahabat-sahabat Majnun di
luar kamar tuan putrinya. Ia mulai curiga dan memberi isyarat kepada salah
seorang pengawal. Namun, ketika ibu Laila datang menyelidiki, Majnun dan
kawan-kawannya sudah jauh pergi. Sesudah orang-tuanya bertanya kepada Laila,
maka tidak sulit bagi mereka mengetahui apa yang telah terjadi. Kebisuan dan
kebahagiaan yang terpancar dimatanya menceritakan segala sesuatunya.
Sesudah terjadi peristiwa itu, ayah Laila menempatkan para pengawal di setiap
pintu di rumahnya. Tidak ada jalan lain bagi Majnun untuk menghampiri rumah
Laila, bahkan
dari kejauhan sekalipun. Akan tetapi jika ayahnya berpikiran bahwa, dengan
bertindak hati-hati ini ia bisa mengubah perasaan Laila dan Majnun, satu sama
lain, sungguh ia salah besar.
Ketika ayah Majnun tahu tentang peristiwa di rumah Laila, ia memutuskan untuk
mengakhiri drama itu dengan melamar Laila untuk anaknya. Ia menyiapkan sebuah
kafilah penuh dengan hadiah dan mengirimkannya ke desa Laila. Sang tamu pun
disambut dengan sangat baik, dan kedua kepala suku itu berbincang-bincang
tentang kebahagiaan anak-anak mereka. Ayah Majnun lebih dulu berkata, “Engkau
tahu benar, kawan, bahwa ada dua hal yang sangat penting bagi kebahagiaan, yaitu
“Cinta dan Kekayaan”.
Anak lelakiku mencintai anak perempuanmu, dan aku bisa memastikan bahwa aku
sanggup memberi mereka cukup banyak uang untuk mengarungi kehidupan yang bahagia
dan menyenangkan. Mendengar hal itu, ayah Laila pun menjawab, “Bukannya aku
menolak Qais. Aku percaya kepadamu, sebab engkau pastilah seorang mulia dan
terhormat,” jawab ayah Laila. “Akan tetapi, engkau tidak bisa menyalahkanku
kalau aku berhati-hati dengan anakmu. Semua orang tahu perilaku abnormalnya.
Ia berpakaian seperti seorang pengemis. Ia pasti sudah lama tidak mandi dan
iapun hidup bersama hewan-hewan dan menjauhi orang banyak. “Tolong katakan
kawan, jika engkau punya anak perempuan dan engkau berada dalam posisiku,
akankah engkau memberikan anak perempuanmu kepada anakku?”
Ayah Qais tak dapat membantah. Apa yang bisa dikatakannya? Padahal, dulu
anaknya adalah teladan utama bagi kawan-kawan sebayanya? Dahulu Qais adalah anak
yang paling cerdas dan berbakat di seantero Arab? Tentu saja, tidak ada yang
dapat dikatakannya. Bahkan, sang ayahnya sendiri susah untuk mempercayainya.
Sudah lama orang tidak mendengar ucapan bermakna dari Majnun. “Aku tidak akan
diam berpangku tangan dan melihat anakku menghancurkan dirinya sendiri,”
pikirnya. “Aku harus melakukan sesuatu.”
Ketika ayah Majnun kembali pulang, ia menjemput anaknya, Ia mengadakan pesta
makan malam untuk menghormati anaknya. Dalam jamuan pesta makan malam itu,
gadis-gadis tercantik di seluruh negeri pun diundang. Mereka pasti bisa
mengalihkan perhatian Majnun dari Laila, pikir ayahnya. Di pesta itu, Majnun
diam dan tidak mempedulikan tamu-tamu lainnya. Ia duduk di sebuah sudut ruangan
sambil melihat gadis-gadis itu hanya untuk mencari pada diri mereka berbagai
kesamaan dengan yang dimiliki Laila.
Seorang gadis mengenakan pakaian yang sama dengan milik Laila; yang lainnya
punya rambut panjang seperti Laila, dan yang lainnya lagi punya senyum mirip
Laila. Namun, tak ada seorang gadis pun yang benar-benar mirip dengannya,
Malahan, tak ada seorang pun yang memiliki separuh kecantikan Laila. Pesta itu
hanya menambah kepedihan perasaan Majnun saja kepada kekasihnya. Ia pun berang
dan marah serta menyalahkan setiap orang di pesta itu lantaran berusaha
mengelabuinya.
Dengan berurai air mata, Majnun menuduh orang-tuanya dan sahabat-sahabatnya
sebagai berlaku kasar dan kejam kepadanya. Ia menangis sedemikian hebat hingga
akhirnya jatuh ke lantai dalam keadaan pingsan. Sesudah terjadi petaka ini,
ayahnya memutuskan agar Qais dikirim untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah
dengan harapan bahwa Allah akan merahmatinya dan membebaskannya dari cinta yang
menghancurkan ini.
Di Makkah, untuk menyenangkan ayahnya, Majnun bersujud di depan altar Kabah,
tetapi apa yang ia mohonkan? “Wahai Yang Maha Pengasih, Raja Diraja Para
Pecinta, Engkau yang menganugerahkan cinta, aku hanya mohon kepada-Mu satu hal
saja,”Tinggikanlah cintaku sedemikian rupa sehingga, sekalipun aku binasa,
cintaku dan kekasihku tetap hidup.” Ayahnya kemudian tahu bahwa tak ada lagi
yang bisa ia lakukan untuk anaknya.
Usai menunaikan ibadah haji, Majnun yang tidak mau lagi bergaul dengan orang
banyak di desanya, pergi ke pegunungan tanpa memberitahu di mana ia berada. Ia
tidak kembali ke gubuknya. Alih-alih tinggal dirumah, ia memilih tinggal
direruntuhan sebuah bangunan tua yang terasing dari masyarakat dan tinggal
didalamnya. Sesudah itu, tak ada seorang pun yang mendengar kabar tentang
Majnun. Orang-tuanya mengirim segenap sahabat dan keluarganya untuk mencarinya.
Namun, tak seorang pun berhasil menemukannya. Banyak orang berkesimpulan bahwa
Majnun dibunuh oleh binatang-binatang gurun sahara. Ia bagai hilang ditelan
bumi.
Suatu hari, seorang musafir melewati reruntuhan bangunan itu dan melihat ada
sesosok aneh yang duduk di salah sebuah tembok yang hancur. Seorang liar dengan
rambut panjang hingga ke bahu, jenggotnya panjang dan acak-acakan, bajunya
compang-camping dan kumal. Ketika sang musafir mengucapkan salam dan tidak
beroleh jawaban, ia mendekatinya. Ia melihat ada seekor serigala tidur di
kakinya. “Hus” katanya, ‘Jangan bangunkan sahabatku.” Kemudian, ia mengedarkan
pandangan ke arah kejauhan.
Sang musafir pun duduk di situ dengan tenang. Ia menunggu dan ingin tahu apa
yang akan terjadi. Akhimya, orang liar itu berbicara. Segera saja ia pun tahu
bahwa ini adalah Majnun yang terkenal itu, yang berbagai macam perilaku anehnya
dibicarakan orang di seluruh jazirah Arab. Tampaknya, Majnun tidak kesulitan
menyesuaikan diri dengan kehidupan dengan binatang-binatang buas dan liar. Dalam
kenyataannya, ia sudah menyesuaikan diri dengan sangat baik sehingga
lumrah-lumrah saja melihat dirinya sebagai bagian dari kehidupan liar dan buas
itu.
Berbagai macam binatang tertarik kepadanya, karena secara naluri mengetahui
bahwa Majnun tidak akan mencelakakan mereka. Bahkan, binatang-binatang buas
seperti serigala sekalipun percaya pada kebaikan dan kasih sayang Majnun. Sang
musafir itu mendengarkan Majnun melantunkan berbagai kidung pujiannya pada
Laila. Mereka berbagi sepotong roti yang diberikan olehnya. Kemudian, sang
musafir itu pergi dan melanjutkan petjalanannya.
Ketika tiba di desa Majnun, ia menuturkan kisahnya pada orang-orang. Akhimya,
sang kepala suku, ayah Majnun, mendengar berita itu. Ia mengundang sang musafir
ke rumahnya dan meminta keteransran rinci darinya. Merasa sangat gembira dan
bahagia bahwa Majnun masih hidup, ayahnya pergi ke gurun sahara untuk
menjemputnya.
Ketika melihat reruntuhan bangunan yang dilukiskan oleh sang musafir itu, ayah
Majnun dicekam oleh emosi dan kesedihan yang luar biasa. Betapa tidak! Anaknya
terjerembab dalam keadaan mengenaskan seperti ini. “Ya Tuhanku, aku mohon agar
Engkau menyelamatkan anakku dan mengembalikannya ke keluarga kami,” jerit sang
ayah menyayat hati. Majnun mendengar doa ayahnya dan segera keluar dari tempat
persembunyiannya. Dengan bersimpuh dibawah kaki ayahnya, ia pun menangis, “Wahai
ayah, ampunilah aku atas segala kepedihan yang kutimbulkan pada dirimu. Tolong
lupakan bahwa engkau pernah mempunyai seorang anak, sebab ini akan meringankan
beban kesedihan ayah. Ini sudah nasibku mencinta, dan hidup hanya untuk
mencinta.” Ayah dan anak pun saling berpelukan dan menangis. Inilah pertemuan
terakhir mereka.
Keluarga Laila menyalahkan ayah Laila lantaran salah dan gagal menangani
situasi putrinya. Mereka yakin bahwa peristiwa itu telah mempermalukan seluruh
keluarga. Karenanya, orangtua Laila memingitnya dalam kamamya. Beberapa sahabat
Laila diizinkan untuk mengunjunginya, tetapi ia tidak ingin ditemani. Ia
berpaling kedalam hatinya, memelihara api cinta yang membakar dalam kalbunya.
Untuk mengungkapkan segenap perasaannya yang terdalam, ia menulis dan menggubah
syair kepada kekasihnya pada potongan-potongan kertas kecil. Kemudian, ketika ia
diperbolehkan menyendiri di taman, ia pun menerbangkan potongan-potongan kertas
kecil ini dalam hembusan angin. Orang-orang yang menemukan syair-syair dalam
potongan-potongan kertas kecil itu membawanya kepada Majnun. Dengan cara
demikian, dua kekasih itu masih bisa menjalin hubungan.
Karena Majnun sangat terkenal di seluruh negeri, banyak orang datang
mengunjunginya. Namun, mereka hanya berkunjung sebentar saja, karena mereka tahu
bahwa Majnun tidak kuat lama dikunjungi banyak orang. Mereka mendengarkannya
melantunkan syair-syair indah dan memainkan serulingnya dengan sangat memukau.
Sebagian orang merasa iba kepadanya; sebagian lagi hanya sekadar ingin tahu
tentang kisahnya. Akan tetapi, setiap orang mampu merasakan kedalaman cinta dan
kasih sayangnya kepada semua makhluk. Salah seorang dari pengunjung itu adalah
seorang ksatria gagah berani bernama ‘Amar, yang berjumpa dengan Majnun dalam
perjalanannya menuju Mekah. Meskipun ia sudah mendengar kisah cinta yang sangat
terkenal itu di kotanya, ia ingin sekali mendengarnya dari mulut Majnun sendiri.
Drama kisah tragis itu membuatnya sedemikian pilu dan sedih sehingga ia
bersumpah dan bertekad melakukan apa saja yang mungkin untuk mempersatukan dua
kekasih itu, meskipun ini berarti menghancurkan orang-orang yang menghalanginya!
Kaetika Amr kembali ke kota kelahirannya, Ia pun menghimpun pasukannya. Pasukan
ini berangkat menuju desa Laila dan menggempur suku di sana tanpa ampun. Banyak
orang yang terbunuh atau terluka.
Ketika pasukan ‘Amr hampir memenangkan pertempuran, ayah Laila mengirimkan
pesan kepada ‘Amr, “Jika engkau atau salah seorang dari prajuritmu menginginkan
putriku, aku akan menyerahkannya tanpa melawan. Bahkan, jika engkau ingin
membunuhnya, aku tidak keberatan. Namun, ada satu hal yang tidak akan pernah
bisa kuterima, jangan minta aku untuk memberikan putriku pada orang gila itu”.
Majnun mendengar pertempuran itu hingga ia bergegas kesana. Di medan
pertempuran, Majnun pergi ke sana kemari dengan bebas di antara para prajurit
dan menghampiri orang-orang yang terluka dari suku Laila. Ia merawat mereka
dengan penuh perhatian dan melakukan apa saja untuk meringankan luka mereka.
Amr pun merasa heran kepada Majnun, ketika ia meminta penjelasan ihwal mengapa
ia membantu pasukan musuh, Majnun menjawab, “Orang-orang ini berasal dari desa
kekasihku. Bagaimana mungkin aku bisa menjadi musuh mereka?” Karena sedemikian
bersimpati kepada Majnun, ‘Amr sama sekali tidak bisa memahami hal ini. Apa yang
dikatakan ayah Laila tentang orang gila ini akhirnya membuatnya sadar. Ia pun
memerintahkan pasukannya untuk mundur dan segera meninggalkan desa itu tanpa
mengucapkan sepatah kata pun kepada Majnun.
Laila semakin merana dalam penjara kamarnya sendiri. Satu-satunya yang bisa ia
nikmati adalah berjalan-jalan di taman bunganya. Suatu hari, dalam perjalanannya
menuju taman, Ibn Salam, seorang bangsawan kaya dan berkuasa, melihat Laila dan
serta-merta jatuh cinta kepadanya. Tanpa menunda-nunda lagi, ia segera mencari
ayah Laila. Merasa lelah dan sedih hati karena pertempuran yang baru saja
menimbulkan banyak orang terluka di pihaknya, ayah Laila pun menyetujui
perkawinan itu.
Tentu saja, Laila menolak keras. Ia mengatakan kepada ayahnya, “Aku lebih
senang mati ketimbang kawin dengan orang itu.” Akan tetapi, tangisan dan
permohonannya tidak digubris. Lantas ia mendatangi ibunya, tetapi sama saja
keadaannya. Perkawinan pun berlangsung dalam waktu singkat. Orangtua Laila
merasa lega bahwa seluruh cobaan berat akhirnya berakhir juga.
Akan tetapi, Laila menegaskan kepada suaminya bahwa ia tidak pernah bisa
mencintainya. “Aku tidak akan pernah menjadi seorang istri,” katanya. “Karena
itu, jangan membuang-buang waktumu. Carilah seorang istri yang lain. Aku yakin,
masih ada banyak wanita yang bisa membuatmu bahagia.” Sekalipun mendengar
kata-kata dingin ini, Ibn Salam percaya bahwa, sesudah hidup bersamanya beberapa
waktu larnanya, pada akhirnya Laila pasti akan menerimanya. Ia tidak mau memaksa
Laila, melainkan menunggunya untuk datang kepadanya.
Ketika kabar tentang perkawinan Laila terdengar oleh Majnun, ia menangis dan
meratap selama berhari-hari. Ia melantunkan lagu-Iagu yang demikian menyayat
hati dan mengharu biru kalbu sehingga semua orang yang mendengarnya pun ikut
menangis. Derita dan kepedihannya begitu berat sehingga binatang-binatang yang
berkumpul di sekelilinginya pun turut bersedih dan menangis. Namun, kesedihannya
ini tak berlangsung lama, sebab tiba-tiba Majnun merasakan kedamaian dan
ketenangan batin yang aneh. Seolah-olah tak terjadi apa-apa, ia pun terus
tinggal di reruntuhan itu. Perasaannya kepada Laila tidak berubah dan malah
menjadi semakin lebih dalam lagi.
Dengan penuh ketulusan, Majnun menyampaikan ucapan selamat kepada Laila atas
perkawinannya: “Semoga kalian berdua selalu berbahagia di dunia ini. Aku hanya
meminta satu hal sebagai tanda cintamu, janganlah engkau lupakan namaku,
sekalipun engkau telah memilih orang lain sebagai pendampingmu. Janganlah pernah
lupa bahwa ada seseorang yang, meskipun tubuhnya hancur berkeping-keping, hanya
akan memanggil-manggil namamu, Laila”.
Sebagai jawabannya, Laila mengirimkan sebuah anting-anting sebagai tanda
pengabdian tradisional. Dalam surat yang disertakannya, ia mengatakan, “Dalam
hidupku, aku tidak bisa melupakanmu barang sesaat pun. Kupendam cintaku demikian
lama, tanpa mampu menceritakannya kepada siapapun. Engkau memaklumkan cintamu
ke seluruh dunia, sementara aku membakarnya di dalam hatiku, dan engkau
membakar segala sesuatu yang ada di sekelilingmu” . “Kini, aku harus
menghabiskan hidupku dengan seseorang, padahal segenap jiwaku menjadi milik
orang lain. Katakan kepadaku, kasih, mana di antara kita yang lebih dimabuk
cinta, engkau ataukah aku?.
Tahun demi tahun berlalu, dan orang-tua Majnun pun meninggal dunia. Ia tetap
tinggal di reruntuhan bangunan itu dan merasa lebih kesepian ketimbang
sebelumnya. Di siang hari, ia mengarungi gurun sahara bersama sahabat-sahabat
binatangnya. Di malam hari, ia memainkan serulingnya dan melantunkan
syair-syairnya kepada berbagai binatang buas yang kini menjadi satu-satunya
pendengarnya. Ia menulis syair-syair untuk Laila dengan ranting di atas tanah.
Selang beberapa lama, karena terbiasa dengan cara hidup aneh ini, ia mencapai
kedamaian dan ketenangan sedemikian rupa sehingga tak ada sesuatu pun yang
sanggup mengusik dan mengganggunya.
Sebaliknya, Laila tetap setia pada cintanya. Ibn Salam tidak pernah berhasil
mendekatinya. Kendatipun ia hidup bersama Laila, ia tetap jauh darinya. Berlian
dan hadiah-hadiah mahal tak mampu membuat Laila berbakti kepadanya. Ibn Salam
sudah tidak sanggup lagi merebut kepercayaan dari istrinya. Hidupnya serasa
pahit dan sia-sia. Ia tidak menemukan ketenangan dan kedamaian di rumahnya.
Laila dan Ibn Salam adalah dua orang asing dan mereka tak pernah merasakan
hubungan suami istri. Malahan, ia tidak bisa berbagi kabar tentang dunia luar
dengan Laila.
Tak sepatah kata pun pernah terdengar dari bibir Laila, kecuali bila ia
ditanya. Pertanyaan ini pun dijawabnya dengan sekadarnya saja dan sangat
singkat. Ketika akhirnya Ibn Salam jatuh sakit, ia tidak kuasa bertahan, sebab
hidupnya tidak menjanjikan harapan lagi. Akibatnya, pada suatu pagi di musim
panas, ia pun meninggal dunia. Kematian suaminya tampaknya makin mengaduk-ngaduk
perasaan Laila. Orang-orang mengira bahwa ia berkabung atas kematian Ibn Salam,
padahal sesungguhnya ia menangisi kekasihnya, Majnun yang hilang dan sudah lama
dirindukannya.
Selama bertahun-tahun, ia menampakkan wajah tenang, acuh tak acuh, dan hanya
sekali saja ia menangis. Kini, ia menangis keras dan lama atas perpisahannya
dengan kekasih satu-satunya. Ketika masa berkabung usai, Laila kembali ke rumah
ayahnya. Meskipun masih berusia muda, Laila tampak tua, dewasa, dan bijaksana,
yang jarang dijumpai pada diri wanita seusianya. Semen tara api cintanya makin
membara, kesehatan Laila justru memudar karena ia tidak lagi memperhatikan
dirinya sendiri. Ia tidak mau makan dan juga tidak tidur dengan baik selama
bermalam-malam.
Bagaimana ia bisa memperhatikan kesehatan dirinya kalau yang dipikirkannya
hanyalah Majnun semata? Laila sendiri tahu betul bahwa ia tidak akan sanggup
bertahan lama. Akhirnya, penyakit batuk parah yang mengganggunya selama beberapa
bulan pun menggerogoti kesehatannya. Ketika Laila meregang nyawa dan sekarat, ia
masih memikirkan Majnun. Ah, kalau saja ia bisa berjumpa dengannya sekali lagi
untuk terakhir kalinya! Ia hanya membuka matanya untuk memandangi pintu
kalau-kalau kekasihnya datang. Namun, ia sadar bahwa waktunya sudah habis dan ia
akan pergi tanpa berhasil mengucapkan salam perpisahan kepada Majnun. Pada suatu
malam di musim dingin, dengan matanya tetap menatap pintu, ia pun meninggal
dunia dengan tenang sambil bergumam, Majnun…Majnun. .Majnun.
Kabar tentang kematian Laila menyebar ke segala penjuru negeri dan, tak lama
kemudian, berita kematian Lailapun terdengar oleh Majnun. Mendengar kabar itu,
ia pun jatuh pingsan di tengah-tengah gurun sahara dan tetap tak sadarkan diri
selama beberapa hari. Ketika kembali sadar dan siuman, ia segera pergi menuju
desa Laila. Nyaris tidak sanggup berjalan lagi, ia menyeret tubuhnya di atas
tanah. Majnun bergerak terus tanpa henti hingga tiba di kuburan Laila di luar
kota . Ia berkabung dikuburannya selama beberapa hari.
Ketika tidak ditemukan cara lain untuk meringankan beban penderitaannya,
per1ahan-lahan ia meletakkan kepalanya di kuburan Laila kekasihnya dan meninggal
dunia dengan tenang. Jasad Majnun tetap berada di atas kuburan Laila selama
setahun. Belum sampai setahun peringatan kematiannya ketika segenap sahabat dan
kerabat menziarahi kuburannya, mereka menemukan sesosok jasad terbujur di atas
kuburan Laila. Beberapa teman sekolahnya mengenali dan mengetahui bahwa itu
adalah jasad Majnun yang masih segar seolah baru mati kemarin. Ia pun dikubur di
samping Laila. Tubuh dua kekasih itu, yang kini bersatu dalam keabadian, kini
bersatu kembali.
Konon, tak lama sesudah itu, ada seorang Sufi bermimpi melihat Majnun hadir
di hadapan Tuhan. Allah swt membelai Majnun dengan penuh kasih sayang dan
mendudukkannya disisi-Nya.Lalu, Tuhan pun berkata kepada Majnun, “Tidakkah
engkau malu memanggil-manggil- Ku dengan nama Laila, sesudah engkau meminum
anggur Cinta-Ku?”
Sang Sufi pun bangun dalam keadaan gelisah. Jika Majnun diperlakukan dengan
sangat baik dan penuh kasih oleh Allah Subhana wa ta’alaa, ia pun
bertanya-tanya, lantas apa yang terjadi pada Laila yang malang ? Begitu pikiran
ini terlintas dalam benaknya, Allah swt pun mengilhamkan jawaban kepadanya,
“Kedudukan Laila jauh lebih tinggi, sebab ia menyembunyikan segenap rahasia
Cinta dalam dirinya sendiri.”
Wa min Allah at Tawfiq
Diambil dari Negeri Sufi ( Tales from The Land of Sufis )
Tentang Penulis Laila Majnun, Syaikh Sufi Mawlana Hakim Nizhami qs :
Syaikh Hakim Nizhami qs merupakan penulis sufi terkemuka diabad pertengahan
karena dua roman cinta yang menyayat hati, yaitu Laila & Majnun serta Khusrau &
Syirin. Kisah sedih Laila & Majnun , dimana Majnun yang berarti “Tergila-gila
akan Cinta”, karena cintanya yang tak sampai pada Laila, akhirnya membuatnya
gila. Kisah cinta ini dibaca selama berabad-abad, ratusan tahun jauh sebelum
Romeo & Julietnya Wiliam Shakespeare sehingga Kisah Laila & Majnun terkenal
sebagai kisah cintanya Persia .
Syaikh Nizhami qs adalah seorang Syaikh Sufi, dan yang dimaksud “kekasih”
dalam berbagai kisahnya sesungguhnya adalah perwujudan Allah swt. Syaikh
Nizhami hidup dari tahun 1155 M – 1223 M, beliau lahir dikota Ganje di
Azerbaijan. Ia telah menempuh jalan sufi semenjak masa mudanya, dan ia diajar
oleh Nabi Khidir as, Sang Pembimbing Misterius dan ia dilindungi 99 Nama Allah
Yang Maha Indah ( Asmaul Husna).
Syaikh Nizhami qs sangat menguasai berbagai macam ilmu, seperti matematika,
filsafat, Hukum Islam, dan kedokteran. Banyak karyanya merupakan pelajaran
tersembunyi bagi pemeluk tariqah sufi dan penempuh jalan spiritual. Karya Syaikh
Nizhami qs terkenal karena bahasanya yang halus. Karya Laila dan Majnun
sebenarnya berbentuk sajak berirama sebanyak 4500 syair sajak, yang dikenal
dengan sebutan Matsnawi. Sebagaimana lazimnya terjadi pada para Syaikh Sufi,
yang tertinggal dari Syaikh Nizhami qs adalah ajaran-ajaran sufi yang sangat
tinggi.

Tuesday, September 21, 2010

Tetaplah Rajin....dan Semangat

seperti air mengalir kemana dataran rendah berada .... seperti burung ...terbang tanpa rasa takut....

hya... roda selalu berputar jarum jam selalu berdenting... dalam kehidupan kita terkadang dihadapkan dengan persoalan yang begitu datang silih berganti yang kalau kita tidak lebih merenungkannya kita kan bertanya mengapa ini semua terjadi ??? ada gelap ada terang, ada pagi ada petang, ada susah pun juga pasti ada senang....
dalam menjalani kehidupan kita harus selalu optimis untuk bisa menggapai impian- impian kita...untuk bisa mewujudkan itu janganlah ada kata mengeluh...menyerah... jika kita rajin belajar tapi belum juga pintar....jangan menyerah teruslah belajar... kita giat tapi apa yang kita inginkan belum keturutan....jangan menyerah tetaplah giat... kita semangat tapi juga belum bisa seperti meraka... jangan menyerah tetaplah semangat...
orang bilang kita tu malas makanya kita jadi pengangguran....
orang bilang kita tu rajin makanya kita tidak akan pernah ngangur... karena orang yang rajin akan menganggap sgala hal yang ia temuai adalah pelajaran yang sangat berharga....maka ia akan selalu menekuninya..
jadi tetaplah rajin...dan semangat...jangan pernah bosan untuk memotivasi diri sendiri.

Sunday, September 19, 2010

Mas...kog Begini....??

Mas…. Hasilnya kok begini kog gak bisa bagus ya… pecah-pecah begini…. Hya..mas padahal ini photo kenang – kenangan loh mas….. masa gak bisa di cerahin and di bagusin sedikit sihmas……
Glodag… duch…..
Kalo dapat pelanggan kaya gini nich membuat pala jadi ngelu mendadak… padahal banyak orang yang tidak tahu bagaimana jika poto di HP itu bisa lebih maksimal meraka gak pernah berfikir bahwa feature yang telah disediakan oleh para pembuat HP tu dah di program sedemikian rupa,…. Tu ceritanya begini
Seteu ku lo ya…..Kualitas gambar itu di tentukan dari jumlah pixelnya dan ini terdapat pada settingan pada kamera Hp la dari sini kita bisa lebih memaksimalkan supaya gambar yang nanti dihasilkan tuh… lebih bagus dan gak pecah2…. Lebih tinggi pixelnya maka gambar yang dihasilkan akan semakin bagus pula…..
Tapi sekali lagi orang2 jarang yang berfikir mpe kesana …. Kebanyak dari meraka Namanya kamera HP pokoknya asala jeprat jepret ya sudah padahal itulah yang sangat menentukan bagus tidaknya gambar yang dihasilkan saat dicetak… apalagi yang kamera hi HPnya masih VGA duch….. tambah ngelu….. mesti photo jadi tidak bisa maksimal……
Yang jadi pertanyaan besar rata2 meraka tu gak tau dan gak mau, tau meraka tu ya harus bagus….. lha nek dah begini jasa cetak photo HP kaya aq ni jadi terhakimi bagaimana tidak …… kalau hasilnya kurang memuaskan pasti trus memvonis….. Mas Cetakane Sampean Koq jelek Begini…..?? thuink@>>> padahal tidak mesti demikian… karena ukuran pixel dari kamera HP yang tidak dimaksimalkan akhirnya hya…. G2 dech…. Kalau di cetak Gambar jadi terlihat pecah2 apa lagi kalau meraka minta di cetak ukuran 10R….. duh …. Blepotan bangets…… benernya dah sering tak coba berbagai tips dan cara bagaimana bisa mencetak photo pixelnya kecil menjdi tetap bagus hasil cetakannya biarpun dicetak ukuran berapapun…tapi masih belum bisa …. Akhirnya ya kembali ke titik permasalahan …kalau ingin hasil cetakan jadi bagus banget saat pengambilan gambarnya settingan kamera HP harus di maksimalkan pilih ukuran gambar yang paling besar… serta pencahayaan yang cukup…. Semoga dengan adanya informasi tentang cetak poto HP dari berbagai media yang sering diberitakan semakin menambah pengetahuan bagi mereka sehingga ketika suatu saat nxetakan lebih bisa memahami dengan photo dan hasil cetakanxa. Amiin...

Friday, September 17, 2010

disini tempatku mengenalmu

hari rabu kemarin aku ke surabaya berangkat dari sini jam 13.30 di perjalanan begitu sangat padat maklum lagi waktunya orang balik ke tempat perantauan... he he he ... ku sampe surabaya kira2 jam 16.00 coz di perjalanan gak istirahat blaz tancap gas trus .... hemm... selak kepingin lihat gimana sih surabaya setelah setahun gak pernah dolan - dolan.... sesampai di surabaya tepatnya di tempat dimana dulu saya belajar tempat dimana dulu saya bekerja... tangis tawa suka duka... pernah terukir disini semua terbayang kembali ... seolah menyadarkan ku betapa kerasnya kehidupan ini... ketemu dengan teman2 sewaktu masih berjuang bekerja bersama duch.... kangen banget ma mereka .... tapi ... g bisa lama lama coz msih banyak yang harus aku kunjungi... memang di STIKOM Surabaya inilah tempat saya belajar mengenal kehidupan... tempat pertama saya mengenal dan belajar komputer... dan juga tempat saya belajar tentang arti sebuah perjuangan.
aku terharu... aku bersedih... tetapi aku juga senang dan bersyukur.... karena Allah ternyata telah memberikan yang terbaik yang dulu... aku rasa sebagai tindakan yang ceroboh... tapi sekarang baru tahu jawabannya..... Alhamdulillah ya Allah...Engkau memang Maha bijaksana....
aku banyak dapat cerita dari temen2 tentang perkembanganya yang begitu luar biasa ... semua begitu dekat dengan arti hidup.... Abah.... trima kasih ya wejangan2xa.... jenengan memang luarbiasa diusia yang sudah cukup senja tapi jenengan puxa semangat seperti baru 17 tahun... saya salut Bah.... moga aja bisa sedikit meniru semangtxa beliau....
setelah capek muter2 ke rumah dan ke kosan temen akhirnya q singgah di kosane Eko...dan tidur disitu ... kira2 jam berapa ya.... kurang lebih jam 23.00... hemm rasanya capek bangets... setelah menempuh perjalan yang begitu jauh ... dan lom istirahat lagi... hya.... tapi harus tetep semangat...
hya... pagi2 sarapan trus... bingun mau kemana... benere sih mau mampir ke mojokerto tapi... ada kerjaan yang harus terselesaikan hari itu juga ... akhirxa ga jadi kemana- mana dech.... pulang lagi ke bjn...
dah dulu ah..laper lomm sarapan....lom mandi ...

Saturday, September 11, 2010

H++3

Duh...puanas banget see... jadi males kemana-mana neh padahal q blom silaturrahim ke temen2 loh... tapi gimana lagi hya...
benere sih mau iring manten tapi blom benere sih mau moto2manten tapi juga belum hya mo ngapain ya enaknya...yupz.. ada pasien... edit photo aja dech... kebetulan di hari ini rental qyu dah mulai buka.. jadinya ya sekalian dech... nunggu anak2 yang mungkin dah dari kemarin lom ketemu saya... malahan ada juga yang lucu... katanya see nyari sy tuh susah bangets.....memang sya g ada dirumah ...di judeg tidak di jono juga nggak ... jadinya hya.... bingungin... he he he tapi g juga see la wong saya juga silaturrahim ma temen2 koq... hya sekalian.... di rumah aja bosen.... benere lagi q pingin maen ke surabaya tapi entah kapan masih bingung...dah kangen banget ma temen2 di surabaya tentunya dah pada tua ha ha ha .... halah kok bulet2 trus gini see.... hemm intinya hari ini tuch mang bingung banget mau kemana ... kemana juga mau .... tapi ya gitu dech.... bingungin... oiya lupa blom ngucapin met lebaran... Sobat... MINAL AIDIN WAL FAIDZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YA.....maapin segala khilaf saya yang tentunya sangat banyaaak... bgts... do'ain aja saya bisa maen ke rumah kalian... yang sudah begitu lamanya tak pernah jumpa... hi Hari Raya ++3 nich masih rame bangets.. jalanan tapi.... ada satu sisi yang beda... disudut sana yang tiada orang pernah tau ada sebuah suddut... sudut apa ya....
duch capek ah ... laen kali aja tak trusin....

Sunday, September 5, 2010

semua telah berlalu

dikeheningan malam yang kian sunyi membawaku ke dalam sebuah ilusi yang tiada henti terbayang semua kenangan, melambai seolah ingin mengingatkan bahwa ada pahit pastilah ada manis.... tetapi tanpa ku sadari dah begitu jauh rasa manis itu tertinggal... dalam jurang yang kian curam dan dalam bahkan sangat dalam... sehingga untuk mengambilnnya dibutuhkan kekuatan yang sangat amat ........ semua orang tentu mempunyai masa-masa itu.... masa-msa itu pasti pernah dimiliki oleh setiap orang...
ku dah terbiasa dengan kehidupanku yang penuh dengan lika-liku.... tapi kalo yang lika liku susah juga ya.... lak malah nabrak2 trus nuw.... halah mbulet2 trus see.... hya intinya saat ni aku tu lagi inget2 tentang semuanya yang telah dan sudah tak mungkin diulangi lagi.... kata orang nasi sudah jadi bubur... jadi mending kita cari ayam... biar sekalian jadi bubur ayam kan enak..... he he he.... hayo sapa yang punya ayam.... bagi donk...

dalam bahkan sangat dalam

waktu terasa semakin berlalu..... tinggalkan cerita tentang kita....
sayup terdengar potongan lagu itu membawaku kedalam bahkan sangat dalam.... g tau juga ke dalam apa.... ditambah lagi rintik hujan yang kian menambah dan menambah........ Hemmm tambah-tambahan trus rek......

hari ini hari yang ke 26 puasa berarti kurang 4 hari lagi dah lebaran...... hmmm.... cpt banget seee...

Friday, September 3, 2010

udara segar........

hemmm udara pagi ternyata sueger banget yach... dah lama nggak menghirupnya .... abis biasane jam segini mesti masih tidur see n baru bangun jam 8 bahkan kadang jam 9.... he he he.... mklum karipan tadarus ....paling???
terbawa aku dalam kebiasaan yang sedikit mengurangi kesregepanku .... hya...sekali kali dech.... masa mesin di gas kenceng trus...... tapi kalo di inget-inget orang hidup itu tidak boleh sring2 terbuai dalam kemalasan yang mendendam...... karena tu gak baik untuk kesehatan..... "kya dokter aja",,,
yg baik tu harus selalu menciptakan kebiasaan yang bisa menjadi sarana dan jalan untuk selalu meningkatkan kemampuan di segala hal.... karena seiring detik yang berdentang jarum jam yang berjalan hari yang slalu bergganti kita harus selalu menambah perbendaharaan ilmu karena kalau tidak ya siap2 aja ..... menjadi penonton...... msalah kian bertambah..... persoalan semakin berddatangan..... seperti hujan jaman sekarang musim kemaraupun masih ada yang kebanjiran. kalo kita g mau belajar berjiwa besar untuk menerima dan menjalaninya .... ych..... siap2 tuk selalu kecewa dan kecewa.... karena kenyataan takkan pernah sesuai dengan begitu saja dengan harapan - harapan kita.... oya ngomong begini aku jadi inget Ama Mr. Jangkung {Ketua STIKOM SBY} Pak Jangkung..... Thank Bgt ya Pak..... ilmu dari jenengan sangat luar biasa.....saya slalu inget pak..... "HIDUP ITU HARUS KONTEMPLATIF" & "HIDUP ITU HARUS SELALU MENINGKATKAN AMBANG BATAS" & "SLALU JADI THE WINNER" & Satu lagi... ini yang slallu tak tularkan dimana2 "BELAJAR BUKAN HANYA UNTUK SEKOLAH TETAPI UNTUK KEHIDUPAN"...
hemm.... tapi untuk semua itu susah banget loh.... bayangin aja.... halah gak mau ah.... ngomong2 bayang nti ada yang protes....
yups.... emang kita harus selalu siap grakk di segala hal dan di segala medan....... oya hari ni nti da rapat di ngraseh .... hya.... rapat2 trus.... koyo uwong ae he he he....
hya...... dah dulu ah.....

Matur Thank U Yai.....

hari ni tadi aku jum'atan di masjid Agung DarusSalam tu loh deketnya lon-alon.... he he he soalnya kepingin dengerin siraman hati dari P.Yai Imron biasanya sich ngena banget gitu tapi tapi .... hemmm aku malah ketiduran hya.. ga tau dech.... padahal sakingnya ga pngin ketinggalan tadi dah ngebut banget loh berangkatnya. coba bayangin jam 11.30 tu loh masih di rumah sedangkan harus nempuh perjalanan 26 KM... hem trus jam 11: 45 aku dah nyampe di masjid .. ngebut banget kan..??? eeeee malah ketiduran.. tapi gapapa berarti aku dapat hikmahnya puasa meski cuma bisa dengerin sedikit siraman hati dari beliau. aku hanya ingat begini :
semua tu sudah diatur... oleh Allah .... jadi kita g usah hawatir... g usah bingun pastilah kita nanti ada bagiannya sendiri..... yang penting sabar......
malahan ama beliau di analogkan seperti orang nunggu jemputan ..... kalo sedikit bersabar kita akan dijemput oleh suami/istri/anak tersayang tetapi karena kita ga sabar hya.... akhirnya kita naik ojek dech..... selain harus bayar kita ga bisa belak belok lagi kecuali harus nambah ongkos kirim ..... he eh eh he he...
intinya jadi orang tu ga usah nggrangsang gitu... tapi ya tetep berusaha donk..... sesulit apapun pastilah nti ada kemudahan disana... kita ga usah berkecil hati .....
karena kata orang - orang harapan kita adalah do'a kita maka dari itu berjiwa besarlah agar segala menjadi hal-hal yang luarbiasa. meski dalam keadaan selulit apapun toh kalo ada malam tentu pagi dah nunggu di ufuk timur dan siangpun kan datang.... hemm benerkan...???
ni aku lagi mampir di KAMPUS UndarBJn ngambil jadwal Kul semester II. hya sambil nulis ini dech.... oiya ... satu lagi tadi loh sedikit pusing muter2 nyari'in baju buat tersayang yang ada jauh disana tapi malah bingung ..... karena tempat yang biasanya qta beli masih pada tutup, sedang tadi aku sudah liat di Swalayan samudra tuch malah gak ada yang baju muslim ..... tapi meski begitu juga sedikit eh banyak bingungnya gimana ya nnti nek kekecilan..... ya tapi ga papa dech..... moga aja pas .... apanya yang pas dapet aja belum..... he he he .
Mbak.... Dina ..... kapan ya Ayah boleh kesana......... Mbak Dina yang rajin belajar yach... meski ayah blom bisa nemenin MBak Dina Belajar...... Ayah Percaya koq Mbak Dina Mampu untuk itu...Ayah kangen banget..... biasanya deket-deket hari Raya Gini mesti Mbak Dina sring ngajak jalan - jalan...dan mesti mampir di alon-alon tuk main ayunan..... trus kut buka bersama di Masjid Agung........
hya ... tapi semua itu dah di atur oleh Allah..... mungkin ini memang yang terbaik dan semoga Allah telah mempunyai rencana lain tentunya yang terbaik tuk semua ini.... yang aku belum tahu kiranya ......seperti tadi tuch...kata P. Yai Imron...... Matur Thank U Yai......

Thursday, September 2, 2010

Gak trasa ya.........

hem.... ngantuk banget..maklum tadi baru bs tidur jam 2 lebih entah lebih brapa gitu n hampir aja, g kebagaian waktu sahur... untungnya kok ada yang mau bangunin .... siapa ya....?? halah kok mikir... "alarem tu loh..." he he he..
gak trasa puasa dah dpt 24 harri berarti bentar lagi dah hari raya ... lgi mikir nich.... gimana ya nti nek Hari Raya... mau kemana yach... maklum sekarang lagi tidak seperti lebaran tahun2 yang lalu sekarang tu beda banget.....
yach.... paling ya di rumah aja bagian ngabisin Marneng he he he......
sekarang mau tidur lagi ah.... lumayan bangun jam2 8 gitu .... mungkin ada yang dah hapal deh ma kebiasaane orang ini.... yang hapal cpa ya.....??? nek mau N ada waktu..... yang ngrasa hapal tak tunggu komen2xa.....

pokok e S3 "Semangat Sampe Smaput"
Glodag>>>""<<<==

HMMM Baru nyadar..

Ternyata dah genap 3 tahun ku gak mampir disini.... dari tahun 2007 dah tidak pernah nulis lagi....N baru sekarang nyoba tuk belajar nulis.......hya moga aja sekarang bisa ajek.....
dan selalu semangat..... MERDEKA!!!

dari 1 untuk kesemuanya

ngelanjutin yang kemarin.....
ternyata punya usaha sampingan tu terkadang repot juga yach... karena kita di tuntut harus seprofesional mungkin dalam melayani semuanya..... dan terkadang jadi bingung juga .. gimana tidak jika dari semua yang di geluti mengharuskan kerjaan diselesaikan dalam waktu yang hampir bersamaan.... hya repot juga
tapi apapun yang terjadi langit tetaplah biru ...& selama mentari masih berangkat dari ufuk timur kita harus siap dalam segala hal, dan harus menerima segala yang ditimbulkan dari yang kita tekuni, N selalu meningkatkan kemampuan di semuanya..... "kok penak"
kembali napak tilas di jalan2 yang kian sangat terbatas oleh kemampuan yang belum sebanding dengan tuntutan jaman..... hya..... dijlanin apa adanya aja dech...sambil belajar dan terus belajar... karena kalau tidak tentu akan semakin jauh tertinggal " hem kaya iklan yamaha aja" semakin gak jelas aja dech.... tapi semoga dalam ketidak jelasan akan menemui satu titik terang yang bisa dijadikan pnuntun dalam mengarungi kehidupan.....

Wednesday, September 1, 2010

DISKON ABIZ.........

menyambut hari raya idul fitri YANIKOM MengAdakan promo besar2an dengan memberi diskon di setiap layanannya :

- cetak poto dari hp..... biasa jadi luarbiaza
- edit photo ..... poto jadul jadi baru lagi....
- Scan poto....... yang gak ada klise nya bisa di cetak lagi loh.....
- PENGETIKAN.....( Makalah,skripsi, dll.)
- LES KOMPUTER..... (SD,SMP,SMA)
- photo kilat....(tanpa petir)
- gratissss..... EDIT & LAMINATING

DAN MASIH BUANYAK LAGI
pokoknya seMUanya ada diskkon abis2an....... ( ket. lebh lanjut datang LANGSUNG aja dech...)


ayo buruan.....!!!

YANIKOM
"KAMI HADIR UNTUK KEMUDAHAN ANDA"


semangat... semangat ,,,,, semangat

hmmm... bulan puasa kok lemes.... semangatnya mana...??
hari ini memang hari yang sangat melelahkah, sebenarnya ga ngapa2in seee cuma kenapa aku inget2 kembali masa2 yang lalu yang telah lama terlewatkan dan telah begitu dlm terkubur dalam jurang waktu yang kian curam. tapi untung juga dengan demikian aku bisa lebih ingat bahwa hidup itu adalah perjuangan, sehingga harus selalu menyadari bahwa kehidupan itu sangatlah susah berjuang, berkorban dan lain sebagainya sangatlah dibutuhkah......
tahun ini adalah tahun kedua saya menggeluti usaha rental saya ..... yach.... itung itung untuk ngembangkan hobi,..... hobi pa'an yaaaaa..... *tidur yach* ya nggaklah... hobi belajar, belajar dan selalu belajar dengan kehidupan........... hya tak lanjut kapan2 dech...

aku ingin kembali seperti yang dulu

inilah aku apa adanya setelah sekian lama aku meninggal kan semua yang berhubungan dengan catatan - catatan ini, kini aku kembali ingin menggoreskan beribu bahkan berjuta hal yang telah dan pernah aku lalui. baik pribadi keluarga maupun usaha.
semua yang dulu pernah ada di dalam semua langkah di setiap hembusan nafasku kini aku kembali dengan segala harapan baru semangat baru dan kehidupan yang baru

Monday, July 16, 2007

back to Al-Ihsan is the best choice School for my children

Dengan berbagai macam pertimbangan akhirnya aku ngambil keputusan yang final atas sekolahan Dina yaitu kembali lagi ke TK Al-Ihsan padahal sebelumnya aku berniat akan pindah ke Jiwa Nala dengan dan berubah fikiran akhirnya aku juga daftar di Tunas Pertiwi tapi akhirnya saya harus mengakhiri spekulasi itu dengan merelakan uang pendaftaran kurang lebih 500000. padahal kalau itu di bayarkan di sekolah al-Ihsan tentu sudah lebih dari cukup tapi harus bagaimana lagi semua sudah terjadi dan aku harus bisa mengambil manfaat dari kejadian ini semua. Ya allah smoga pilihanku ini tepat untuk sarana mendidik anaku dalam mengenalakan ajaran2mu Amiinn....

Tuesday, June 19, 2007

Akhirnya pilih Jiwa Nala

Ah...lega rasanya akhirnya saya sudah memastikan pilihan untuk tempat sekolah anakku, dengan berbagai macam pertimbangan dan resiko yang harus aku terima terutama dengan resiko financial, karena dari dari pihak sekolah tempat aku daftarin anakku tidak mau mengembalikan uang yang sudak aku bayarkan padahal belum terpakai apapun. seharusnya bisa tetapi alasan dari pihak sekolah katanya sudah di setorkan ke yayasan dan kalau sudah masuk di yayasan itu sulit untuk keluar. dengan alasan apapun lawong nggak jadi kan harusnya di kembalikan lagian ini adalah dunia pendidikan kenapa harus di buat ajang bisnis, sungguh saya sangat me